Guardiola Sebut Stoke City Era Pulis Jadi Pelopor Permainan Bola Mati
Manajer Manchester City, Pep Guardiola, menunjuk tim Stoke City di bawah asuhan Tony Pulis sebagai inspirasi utama di balik tren yang semakin marak di Premier League: peningkatan penekanan pada permainan langsung (direct play) dan bola mati.
Pernyataan ini muncul di tengah observasi bahwa klub-klub papan atas kini sangat mengandalkan gol dari situasi bola mati, sebuah ironi mengingat filosofi bermain tiki-taka khas Guardiola yang memprioritaskan permainan terbuka.
Kebangkitan Bola Mati di Seluruh Liga
Guardiola, yang selama kariernya di Barcelona dan Bayern Munich fokus pada dominasi penguasaan bola, mengakui bahwa filosofi Tony Pulis telah meninggalkan jejak permanen di sepak bola Inggris.
Baca juga: Guardiola Tak Panik, Anggap Man City Masih Bisa Bersaing di Premier League
Pulis, yang memimpin The Potters selama dua periode (2002–2005 dan 2006–2013), terkenal dengan taktik pragmatis yang mengandalkan lemparan ke dalam jarak jauh Rory Delap dan duel udara di sekitar kotak penalti.
"Saya ingat dulu sekali bersama Sean Dyche, Burnley adalah ancaman luar biasa dalam umpan-umpan panjang dan umpan-umpan kedua," kata Guardiola.
"Dyche adalah salah satu yang terbaik sejauh ini dalam hal-hal seperti ini. Ini bukan hal baru, dia pernah melakukannya sebelumnya. Atau Sam Allardyce. Atau saya ingat ketika saya tidak di sini, Stoke City."
“Ingatkah Anda Stoke City ketika mereka melakukan lemparan ke dalam? Itu terjadi saat itu. Sekarang semakin banyak tim yang melakukan itu, tetapi mungkin Stoke adalah pengecualian.”
Guardiola bahkan mengenang bagaimana manajer sekelas Arsène Wenger di masa lalunya sering membahas kesulitan dan ancaman spesifik yang ditimbulkan saat harus bertandang ke markas Stoke City.
“Saya ingat ketika saya masih di Barcelona dan Bayern Munich, Arsène Wenger pernah berbicara tentang bermain di Stoke City, tetapi sekarang itu sudah sering terjadi,” jelasnya, menyiratkan bahwa intensitas dan fokus pada fisik serta bola mati kini telah menjadi norma, bukan lagi anomali di liga.
Perubahan Fokus Taktis
Data menunjukkan bahwa musim ini, persentase gol yang dicetak dari situasi bola mati di Premier League telah meningkat signifikan. Arsenal, di bawah asuhan Mikel Arteta dan pelatih spesialis bola mati Nicolas Jover, menjadi contoh terkini betapa mematikannya senjata ini.
Baca juga: Sinyal Bahaya Man City, Guardiola Khawatir Terlalu Bergantung Pada Haaland
Meski demikian, Guardiola menegaskan bahwa ia tidak akan mengorbankan prinsip dasarnya dalam permainan terbuka.
“Setiap manajer melakukan apa yang mereka yakini. Saya fokus pada hal itu. Saya ingin mencetak gol dari tendangan bebas dan tendangan sudut – saya tidak naif, saya menginginkannya – tetapi saya menghabiskan waktu saya untuk memikirkan apa yang harus kami lakukan agar bisa bermain lebih baik, menyerang lebih baik, menciptakan peluang, dan mencetak gol. Dalam hal bertahan, Anda harus lebih agresif,” ujarnya.
“Semua aspek permainan saya perhatikan. Tentu saja saya memperhatikan, tetapi saya tahu saya bukan manajer yang akan mencoba melakukannya... Itulah yang telah saya lakukan sepanjang karier saya.”
Saran Guardiola ini menawarkan penghargaan yang langka kepada Pulis dan taktiknya yang sering dicap ketinggalan zaman.
Permainan gaya Stoke mungkin sering menjadi bahan ejekan di era dominasi teknik, namun Pep Guardiola kini secara tidak langsung mengakui bahwa Pulis telah menjadi cetak biru yang secara efektif melawan dominasi berbasis penguasaan bola dan menginspirasi tim untuk menemukan keuntungan taktis di setiap sudut lapangan.