Di dunia sepak bola, tidak ada yang lebih murni dan universal daripada gol. Sejak tahun 1968, European Golden Shoe—atau Sepatu Emas Eropa—telah menjadi penghargaan paling bergengsi bagi para pencetak gol terbaik di benua ini. Penghargaan ini bukan hanya tentang siapa yang mencetak gol terbanyak, tetapi juga menguji konsistensi, kehebatan, dan kemampuan untuk bersinar di liga-liga terberat.

Dengan sistem poin yang telah disempurnakan selama bertahun-tahun, trofi ikonik berbentuk sepatu ini diberikan kepada penyerang paling mematikan di Eropa, dan namanya kini terukir di samping beberapa legenda terhebat dalam sejarah olahraga.

Mengurai Sistem Poin

Sebelum tahun 1997, penghargaan ini diberikan kepada pemain dengan jumlah gol terbanyak, terlepas dari kualitas liga tempat mereka bermain. Namun, sebuah reformasi penting diperkenalkan untuk memastikan keadilan. 

European Golden Shoe kemudian menggunakan sistem poin berdasarkan kualitas liga di mana pencetak gol bermain. Bobot poin ditentukan oleh peringkat liga pada koefisien UEFA, yang bergantung pada hasil klub masing-masing liga di kompetisi Eropa selama lima musim sebelumnya.

Saat ini, gol-gol dari liga-liga top di Eropa (seperti Premier League, La Liga, Bundesliga, Serie A, dan Ligue 1) mendapatkan koefisien 2. Sementara itu, gol-gol di liga-liga menengah mendapatkan koefisien 1.5, dan liga-liga di luar peringkat 22 ke bawah hanya mendapatkan koefisien 1. Sistem ini memastikan bahwa pemain yang mencetak 30 gol di Premier League akan mengungguli pemain dengan 35 gol di liga yang peringkatnya lebih rendah.

Baca juga: 50 Liga Terbaik di Dunia

Dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo

Dalam dua dekade terakhir, European Golden Shoe telah menjadi saksi bisu dari persaingan individu terhebat dalam sejarah sepak bola modern: duel antara Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Duet ini mendorong batas-batas pencetak gol hingga ke level yang tak pernah terbayangkan.

Messi memegang rekor sebagai pemenang terbanyak dengan enam penghargaan, semua diraih bersama Barcelona. Catatan puncaknya terjadi pada musim 2011/2012 ketika ia mencetak 50 gol di liga—rekor yang hampir mustahil dipecahkan—menghasilkan 100 poin. 

Di sisi lain, Ronaldo juga tak kalah hebat dengan empat Sepatu Emas, yang diraih saat bermain di Manchester United dan Real Madrid. Konsistensi mereka yang luar biasa membuat penghargaan ini seolah menjadi milik pribadi mereka selama lebih dari satu dekade.

Era Pasca-Duopoli dan Penantang Baru

Setelah era Messi dan Ronaldo, panggung kini terbuka untuk generasi penyerang baru. Bintang-bintang seperti Ciro Immobile, Robert Lewandowski (pemenang dua kali), Erling Haaland, Kylian Mbappe, dan Harry Kane telah menunjukkan bahwa seni mencetak gol masih terus berkembang. Nama-nama ini tidak hanya mengandalkan bakat, tetapi juga mentalitas yang kuat untuk menaklukkan liga-liga terberat.

Setiap musim, perburuan gelar ini selalu menarik. Siapa yang akan menjadi nama besar berikutnya yang mengangkat trofi Sepatu Emas? Apakah ada pemain muda berbakat yang akan memecahkan rekor Messi? Satu hal yang pasti: kompetisi untuk menjadi pencetak gol terbaik di Eropa akan selalu menjadi salah satu kisah paling menarik di dunia sepak bola.

Baca juga: Negara Dengan Ranking FIFA Terendah

Daftar Pemenang European Golden Shoe

1967/68 – Eusébio (Benfica) – 42 gol

1968/69 – Petar Zhekov (CSKA Sofia) – 36 gol

1969/70 – Gerd Müller (Bayern Munich) – 38 gol

1970/71 – Josip Skoblar (Marseille) – 44 gol

1971/72 – Gerd Müller (Bayern Munich) – 40 gol

1972/73 – Eusébio (Benfica) – 40 gol

1973/74 – Héctor Yazalde (Sporting CP) – 46 gol

1974/75 – Dudu Georgescu (Dinamo București) – 33 gol

1975/76 – Sotiris Kaiafas (Omonia Nicosia) – 39 gol

1976/77 – Dudu Georgescu (Dinamo București) – 47 gol

1977/78 – Hans Krankl (Rapid Wien) – 41 gol

1978/79 – Kees Kist (AZ Alkmaar) – 34 gol

1979/80 – Erwin Vandenbergh (Lierse) – 39 gol

1980/81 – Georgi Slavkov (Botev Plovdiv) – 31 gol

1981/82 – Wim Kieft (Ajax) – 32 gol

1982/83 – Fernando Gomes (Porto) – 36 gol

1983/84 – Ian Rush (Liverpool) – 32 gol

1984/85 – Fernando Gomes (Porto) – 39 gol

1985/86 – Marco van Basten (Ajax) – 37 gol

1986/87 – Toni Polster (Austria Wien) – 39 gol

1987/88 – Tanju Çolak (Galatasaray) – 39 gol

1988/89 – Dorin Mateuț (Dinamo București) – 43 gol

1989/90 – Hugo Sánchez / Hristo Stoichkov (Real Madrid / CSKA Sofia) – 38 gol

1990/91 – Darko Pančev (Red Star Belgrade) – 34 gol

1996/97 – Ronaldo (Barcelona) – 34 gol

1997/98 – Nikos Machlas (Vitesse Arnhem) – 34 gol

1998/99 – Mário Jardel (Porto) – 36 gol

1999/00 – Kevin Phillips (Sunderland) – 30 gol

2000/01 – Henrik Larsson (Celtic) – 35 gol

2001/02 – Mário Jardel (Sporting CP) – 42 gol

2002/03 – Roy Makaay (Deportivo La Coruña) – 29 gol

2003/04 – Thierry Henry (Arsenal) – 30 gol

2004/05 – Thierry Henry / Diego Forlán (Arsenal / Villarreal) – 25 gol

2005/06 – Luca Toni (Fiorentina) – 31 gol

2006/07 – Francesco Totti (Roma) – 26 gol

2007/08 – Cristiano Ronaldo (Manchester United) – 31 gol

Baca juga: Rekor Ronaldo yang Sulit Dipecahkan

2008/09 – Diego Forlán (Atlético Madrid) – 32 gol

2009/10 – Lionel Messi (Barcelona) – 34 gol

2010/11 – Cristiano Ronaldo (Real Madrid) – 40 gol

2011/12 – Lionel Messi (Barcelona) – 50 gol

2012/13 – Lionel Messi (Barcelona) – 46 gol

2013/14 – Lionel Messi / Cristiano Ronaldo (Barcelona / Real Madrid) – 31 gol

2014/15 – Cristiano Ronaldo (Real Madrid) – 48 gol

2015/16 – Luis Suárez (Barcelona) – 40 gol

2016/17 – Lionel Messi (Barcelona) – 37 gol

2017/18 – Lionel Messi (Barcelona) – 34 gol

2018/19 – Lionel Messi (Barcelona) – 36 gol

2019/20 – Ciro Immobile (Lazio) – 36 gol

2020/21 – Robert Lewandowski (Bayern Munich) – 41 gol

2021/22 – Robert Lewandowski (Bayern Munich) – 35 gol

2022/23 – Erling Haaland (Manchester City) – 36 gol

2023/24 – Harry Kane (Bayern Munich) – 36 gol

2024/25 – Kylian Mbappé (Real Madrid) – 31 gol

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!