Gareth Southgate Ogah Kembali Jadi Pelatih usai Tinggalkan Timnas Inggris
                Spekulasi tentang kembalinya Sir Gareth Southgate ke dunia manajerial klub, terutama setelah namanya santer dikaitkan dengan kursi panas di Manchester United, akhirnya terjawab. Mantan bos tim nasional Inggris itu secara tegas menyatakan bahwa ia tidak sedang mencari peran manajerial saat ini, beralasan tidak ada yang lebih tinggi, dibanding yang ia temukan saat melatih Inggris akan sangat sulit untuk diciptakan kembali di tingkat klub.
Southgate, yang meninggalkan jabatannya di The Three Lions setelah Euro 2024, kini menikmati kehidupan di luar hiruk-pikuk sepak bola. Dalam serangkaian wawancara yang mempromosikan bukunya, Dear England: Lessons in Leadership, ia menekankan bahwa prioritasnya telah bergeser dari sentuhan garis lapangan ke refleksi, mentor, dan pekerjaan kepemimpinan yang lebih luas.
Keunikan Pekerjaan Melatih Negara
Berbicara kepada BBC Radio 4, Southgate yang berusia 55 tahun itu menggarisbawahi perbedaan fundamental antara melatih klub dan memimpin tim nasional, sebuah pengalaman yang ia jalani selama delapan tahun—mengantar Inggris ke dua final Piala Eropa dan semifinal Piala Dunia.
Baca juga: Gareth Southgate Mundur dari Posisi Pelatih Timnas Inggris
"Saya memiliki salah satu pekerjaan paling luar biasa dalam sepak bola yang juga memiliki tujuan yang lebih tinggi karena itu adalah negara saya," jawab Southgate ketika ditanya mengenai hubungannya dengan posisi manajerial yang kosong.
"Itu akan sangat sulit untuk ditiru. Setelah 37 tahun berkecimpung di sepak bola, saya menikmati mencari bidang lain di mana saya pikir saya mungkin bisa membuat perbedaan," tambahnya.
Fokus Baru: Pemuda dan Kepemimpinan
Pensiunnya dari sepak bola telah memberi Southgate waktu untuk fokus pada dua hal utama: pengembangan kepemimpinan dan upaya memberikan pengaruh positif pada generasi muda di Inggris.
Ia sangat bersemangat untuk memperluas pelajaran yang ia peroleh dari perannya di tim nasional, yang berhasil mengubah citra tim dari yang sebelumnya dibenci menjadi tim yang dicintai publik.
"Kami memiliki pemutusan hubungan yang besar dengan publik ketika kami mulai. Orang-orang melihat kami sebagai pemain dengan ego tinggi, tetapi kami mampu mengubahnya," jelasnya, menyinggung kekuatan tim untuk menyatukan masyarakat.
Naca juga: Tuchel Akan Diskusi dengan Bellingham Soal Masa Depannya di Timnas Inggris
Fokus barunya adalah untuk melawan apa yang ia sebut sebagai narasi negatif di Inggris saat ini dan memberikan harapan serta bimbingan kepada kaum muda.
Southgate melanjutkan, "Kami punya talenta luar biasa tetapi kami perlu membantu mereka menemukan panutan yang tepat, kelompok pertemanan yang tepat, karena keputusan-keputusan itu memiliki dampak besar pada sisa hidup mereka."
Pintu Belum Tertutup, Namun Prioritas Berubah
Meskipun secara rutin dikaitkan dengan klub-klub besar, termasuk Manchester United yang sedang mencari sosok stabilitas, Southgate menegaskan bahwa ia tidak putus asa untuk tetap berada di sepak bola.
"Anda tidak pernah bisa mengatakan tidak pernah," ujar Southgate, merujuk pada beberapa manajer veteran yang kembali ke dunia kepelatihan. Namun, dia menambahkan bahwa kembali ke dunia manajerial bukanlah sesuatu yang menjadi prioritas utama saya saat ini.
Untuk saat ini, tampaknya dunia sepak bola klub harus bersabar. Sosok yang dikenal karena ketenangan dan integritasnya ini memilih jalur yang berbeda, menggunakan platformnya untuk melayani 'panggilan yang lebih tinggi' yang telah ia temukan di luar garis lapangan.